Kamis, 31 Desember 2009

Keluarga Sakinah Miniatur Masyarakat Madani


Keluarga merupakan salah satu elemen yang akan membangun sebuah masyarakat, dan seperti tadi telah disebutkan, menegakkan Islam dalam keluarga merupakan salah satu tahapan dalam mewujudkan cita-cita Islam. Dengan pemahaman tentang ini tidak terlalu sulit untuk menyimpulkan bahwa sebuah keluarga sakinah (Keluarga yang berhasil menurut standar Islami) adalah cerminan sebuah masyarakat madani. Sedangkan masrakat madani sendiri merupakan standar Islami tentang sebuah masyarakat yang ”makmur, aman, tentram dan damai”. Orang sering menyebut-nyebut tentang “masyarakat madani”. Sebuah gambaran tentang masyarakt sukses yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad Saw. Begitu inginnya masyarakat / ummat berada dalam sebuah masyarakat yang makmur, aman, tentram dan damai, sehingga segera saja ide untuk menciptakan masyarakat seperti itu disambut dengan hangat. Sayang sekali tidak mudah kita menemukan tulisan yang menerangkan cara mencapainya. Bahkan masih banyak muslimin tidak memahami tahapan-tahapan amal dalam menegakkan Islam, padahal masyarakat yang diidamkan tadi sebenarnya bukan merupakan tujuan akhir penegakkan Islam. Islam menghendaki agar penghambaan manusia dikembalikan hanya kepada Allah SWT. Islam menghendaki agar pilar-pilarnya dibangun pertama kali di dalam dada individuà kemudian di dalam sebuah rumah tanggaà kemudian dalam sebuah masyarakatà kemudian sebuah negaraà kemudian sebuah khilafahà kemudian di atas seluruh permukaan bumià sebelum akhirnya tegak di seluruh alam semesta ini, Insya Allah. Keluarga merupakan salah satu elemen yang akan membangun sebuah masyarakat, dan seperti tadi telah disebutkan, menegakkan Islam dalam keluarga merupakan salah satu tahapan dalam mewujudkan cita-cita Islam. Dengan pemahaman tentang ini tidak terlalu sulit untuk menyimpulkan bahwa sebuah keluarga sakinah (Keluarga yang berhasil menurut standar Islami) adalah cerminan sebuah masyarakat madani. Sedangkan masrakat madani sendiri merupakan standar Islami tentang sebuah masyarakat yang ”makmur, aman, tentram dan damai”. Kira-kira apakah ciri-ciri persamaannya dan apakah cara mewujudkannya juga akan sama dengan cara mewujudkan karakteristik masyarakat madani ?. Dalam tulisan kali ini Insya Allah akan coba diuraikan beberapa ciri / karakteristik masyarakat madani yang tumbuh dari kumpulan keluarga sakinah. Keluarga Robbani Sebagaimana salah satu ciri masyarakat madani adalah bersifat Robbani, maka keluarga sakinah juga berciri robbani. Artinya, di dalam keluarga / masyarakat tersebut setiap anggotanya berusaha untuk berlomba di dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai Perekat utama keluarga/ masyarakat. Mereka menyadari betul bahwa hanya Allah sajalah yang pantas di jadikan tempat meminta bagi terwujudnya kebahagiaan bersama. Sebab mereka meyakini firman Allah sebagai berikut: “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.” (4:1) Sebuah keluarga sakinah tidak pernah menjadikan variabel keduniaan sebagai faktor utama munculnya soliditas internal keluarga. Mereka juga percaya bahwa hanya dengan taqarrub ila Allah (mendekatkan diri kepada Allah) dan menegakkan aturan Allah sajalah maka kebahagiaan, kasih-sayang dan kecintaan sejati akan dirasakan di dalam keluarga. Suatu bentuk kebahagiaan yang tidak dibatasi selama hidup di dunia semata, melainkan jauh hingga berkumpul kembali di akhirat. Demikian juga dalam masyarakat madani di mana hukum Allah ditegakkan dengan sempurna. Keluarga Yang Cinta Ilmu Iqro (QS96:1) Ayat pertama yang turun kepada Nabi kita Saw adalah ayat tadi: ” Bacalah!”, pelajarilah! Keluarga sakinah adalah keluarga yang cinta ilmu, seperti juga masyarakat madani. Mereka saling belajar dan saling mengajarkan, antara yang tua kepada yang muda maupun sebaliknya. Keluarga yang menghargai ilmu sehingga menempatkan ahli ilmu di tempat yang dihormati, mencari ilmu dan mengajarkannya, serta kemudian bersyukur kepada Allah atas ilmu dan berkah ilmu, dan menggunakannya di jalan Allah. Keluarga sakinah tidak bersikap jumud maupun liberal dalam mensikapi ilmu. Seorang bapak menganjurkan anaknya untuk menuntut ilmu, membiayainya, kemudian juga menghormati anaknya yang mau membagi ilmu itu kepadanya dan siap menerima nasehat anaknya dengan ilmu yang dia (anak itu) pelajari dari gurunya. Bahkan sebelum itu sang bapak-lah yang mencarikan guru terbaik untuk anaknya itu. Singkatnya keluarga sakinah/ rabbani terdiri dari anggota keluarga yang telah manghayati sabda Rasulullah saw berikut: “Barangsiapa ingin berhasil di dunia, tuntutlah ilmu. Barangsiapa ingin berhasil di akhirat, tuntutlah ilmu. Dan barangsiapa ingin berhasil di dunia dan di akhirat, tuntutlah ilmu.” Meskipun demikian anggota keluarga sakinah tetap berpegang pada prinsip :”pendapat siapapun dapat diterima dan ditolak, kecuali dari Allah dan RasulNya yang kita terima tanpa keraguan”. Keluarga Yang Cinta Damai Keluarga sakinah, seperti juga masyarakat madani, selalu berusaha untuk tampil sebagai rahmat bagi sekelilingnya. Dalam lingkungan yang kecil di dalam keluarga, suasana saling cinta mendasari hubungan antara mereka. Kakak dan adik saling cinta, bapak dan ibu menjadi teladan mereka. Bahkan dengan anggota keluarga temporer (misalnya pembantu rumahtangga) juga disayangi seperti keluarga sendiri, tidak direndahkan dan dianggap sebagai orang suruhan belaka. Di lingkungan yang lebih besar di luar rumah, di antara tetangga, anggota-anggota keluarga sakinah memperlihatkan sikap dan sifat yang sama, bersikap santun kepada tetangga, tukang jualan, tukang sampah, penunggu warung, dan siapa saja yang ada di lingkungannya. Anak-anak keluarga sakinah akan dikenali dari akhlaknya yang santun, menghormati yang tua, menyayangi yang kecil, tidak suka mengganggu atau merugikan orang lain, jujur ketika berjual beli dan bertutur-kata. Siapapun yang melihat mereka akan berharap anak mereka-pun bersikap serupa, karena kesantunan dan kebaikan akhlak mereka. Anak-anak seperti ini akan menjadi cahaya mata bagi orang tua mereka, bahkan juga bagi lingkungannya. Siapapun akan bangga memiliki warga seperti mereka. Singkatnya mereka berusaha meneladani Rasulullah saw dalam hal yang Allah isyaratkan di dalam firman-Nya: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (21:107)
Keluarga Yang Egaliter Keluarga sakinah selalu berusaha mewujudkan suasana “sama tinggi sama rendah” di dalam rumah. Setiap anggota keluarga tidak hanya dikenalkan kewajiban yang harus dipenuhinya, melainkan juga diberitahu akan hak-hak yang dimilikinya. Baik ayah, suami, ibu, isteri maupun anak-anak bahkan pembantu menyadari bahwa ia memiliki hak-hak yang perlu dijaga dan dipenuhi. Dan fihak pertama yang harus memastikan bahwa hak-hak ini terpenuhi adalah kepala keluarga. Bukanlah sebuah miniatur masyarakat Islami atau madani bila yang memperoleh pemenuhan hak hanya sang ayah atau suami sedangkan anak dan isteri hanya punya daftar kewajiban. Misalnya dalam hal saling menasehati. Bukan hanya ayah kepada anak atau ibu kepada anak atau suami kepada isteri terdapat hak menasehati. Melainkan sebaliknya hendaknya dipastikan bahwa anakpun boleh dan dijamin memberikan nasehat kepada orang-tua atau isteri menasehati suami. Inilah miniatur masyarakat Islami dan madani. Ketika Umar bin Khattab berdiri di depan ummat pada hari dilantiknya menjadi khalifah, maka bangunlah seorang lelaki mengangkat pedangnya tinggi-tinggi seraya berujar: “Hai Amirul mu’minin, seandainya perjalanan kepemimpinanmu melenceng dari garis ketentuan Allah dan RasulNya, niscaya pedangku ini akan meluruskanmu.” Maka dengan tawadhu/ rendah hatinya Umar menjawab: “Alhamdulillah ada seorang lelaki ditengah ummat yang Umar pimpin akan meluruskanku tatkala aku menyimpang.” Dan pada saat itu tidak ada seorangpun yang menuduh lelaki tersebut sebagai tidak percaya atau tidak tsiqoh akan kepemimpinan Amirul mu’minin Umar bin Khattab ra. Justeru ke-tsiqoh-annya kepada Umar menyebabkan lelaki tersebut begitu leluasanya menyampaikan aspirasi secara asli dan apa adanya. Hal ini menunjukkan betapa egaliternya suasana masyarakat Islam kala itu. Dan setiap warga menjadi seperti itu karena lahir dari keluarga-keluarga yang memang sejak dini menanamkan nilai-nilai egaliter di rumah masing-masing. Wallahu a’laam (SAN 29052009) http://www.eramuslim.com/syariah/benteng-terakhir/keluarga-sakinah-miniatur-masyarakat-madani.htm

Minggu, 04 Oktober 2009

TAUBAT


wahai tuhan aku lemah, hilang terumur noda, hapuskanlah, terangilah jiwa di hitam jalanku ampunkanlah aku, terimalah taubatku. Sesungguhnya engkau sang maha pengampun dosa. Ya robbi, ijinkanlah aku kembali padamu meski mungkin takkan sempurna aku sebagai hambamu, ampunkanlah aku, terimalah taubatku. Sesungguhnya engkau sang maha pengampun dosa, berilkanlah aku kesempatan waktu, aku ingin kembali, kembali… meski aku tak layak sujud padamu dan sungguh tak layak.

Ribuan langkah kau tapaki
Pelosok negri kau sambangi
Ribuan langkah kau tapaki
Pelosok negri kau sambangi

Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu
Tanpa kenal lelah jemu
Sampaikan firman Tuhanmu

Terik matahari
Tak surutkan langkahmu
Deru hujan badai
Tak lunturkan azzammu

Raga kan terluka
Tak jerikan nyalimu
Fatamorgana dunia
Tak silaukan pandangmu

Semua makhluk bertasbih
Panjatkan ampun bagimu
Semua makhluk berdoa
Limpahkan rahmat atasmu

Duhai pewaris nabi
Duka fana tak berarti
Surga kekal dan abadi
Balasan ikhlas di hati

Cerah hati kami
Kau semai nilai nan suci
Tegak panji Illahi
Bangkit generasi Robbani

Minggu, 06 September 2009

KETIKA TILAWAH MENJADI HOBI

Ramadhan benar-benar menjadi bulan "miracle" bagi sebagian besar umat muslim

Gimana tidak, hampir sebagian besar masyarakat tilawah Al Quran di sela-sela aktivitas mereka disiang hari, bahkan ba'da sholat terawih mereka membaca Al Qur'an secara tadarus ada juga yg membaca secara mandiri. Bahkan di bulan Ramadhan ini, mereka yang membaca Al Qur'an memiliki target meng-Hatam-kan Al Qur'an minimal 1 kali selama bulan ramadhan. Bahkan, yang biasanya jarang menghatamkan Al Qur'an di bulan Ramadhan memiliki Ambisi untuk bisa dan mampu menghatamkan Al Qur'an.

Ini lah miracle of Ramadhan.

Rabu, 06 Mei 2009

Alhamdulillah

Rasa syukur ini aku panjatkan kepadamu ya Allah, tiada tempat untuk aku memanjatkan rasa syukur hanya kepada-Mu. Karena aku tahu, bahwa tiada yang mampu menandingi-Mu di jagat raya ini dalam hal apapun.

Ya Allah... Jadikanlah diri hamba-Mu ini menjadi hamba yang senantisa bersyukur.....

Senin, 30 Maret 2009

PESTA RAKYAT

Pesta rakya lima tahunan (PEMILU) legislatif tinggal menghitung hari, maka masyarakat sangat dianjurkan untuk ikut berpartisipasi dalam pemilu nanti. Bahkan seruan untuk ikut pemilu disampaikan oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia) mengeluarkan fatwa haram bagi masyarakat yang GOLPUT (Golongan Putih) alias tidak mau ikut memilih.

Melihat atau mengevaluasi dari hasil Pemilu yang telah lewat, masih banyak masyarakat yang tidak ikut berpartisipasi. Bahkan ada yang sampai mengeluarkan statmen "Saya sudah bosan dengan janji-janji muluk para elit politik, pada saat berkampanye mereka menjanjikan akan membela kepentingan rakyat. Tapi apa buktinya apa?? berkali-kali kami pilih mereka tapi yang ada pada saat mereka berkuasa justru mereka hanya mementingkan diri sendiri atau bahkan ingin mengembalikan uang yang mereka keluarkan saat mereka berkampanye dulu sebelum berkuasa dengan MENGKORUPSI Uang rakyat..... Saya SUDAH bosan dengan PEMILU ini....!!"

Ya itu mungkin hanya satu dari sekian juta masyarakat yang memiliki pemikiran yang sama, maka peranan kita lah bagaimana memberikan kesadaran kepada masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Karena, pada dasarnya kita berpartisipasi bukan sekdar ikut-ikutan saja. Tapi kita harus memiliki kesadaran yang sangat mendasar bahwa Kalau kita ingin memilki pemimpin yang baik maka kita juga harus tahu dan mau memilih siapa pemimpin yang memang benar-benar ingin membela dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat.

Kita memilih bukan sekedar karena uang, keluarga atau saudara, tapi secara akhlaqul karimah masih jauh. Maka apa yang akan terjadi bila seorang pemimpin tidak memiliki ahlaqulkarimah yang baik, ya kita tahulah, yang pasti uang rakyat tidak akan bisa sampai kepada mereka, bahkan orang miskin akan semakin miskin. (Tarik nafas yang dalam)

Tapi... Jangan khawatir, masih ada kok dalam pemilu nanti CALEG yang akan membela rakyat, bahkan sebelum menjadi CALEG saja mereka sudah lebih dahulu membela masyarakat. Jadi jangan buang sia-sia Suara kita dalam PEMILU nanti, Kalau kita ingin mendapatkan perubahan pemerntahan yang baik dan bersih maka kita tidak hanya duduk santai dirumah bahkan sekedar menonton PEMILU saja, tapi sekali lagi pastikan kita memberikan suara kepada CALEG yang tepat. Pastikan bahwa kita memilih seorang pemimpin atau wakil rakyat yang TEPAT. Karena satu suara dari kita sangat-sangat menentukan perubahan Bangsa Indonesia.

PASTIKAN pada tanggal 9 April 2009 nanti PILIH PKS SUKA (Partai Keadilan Sejahtera Sudut Kanan Atas) pada kertas Suara, dicontreng satu kali saja gambar ATAU caleg Nomor 1(satu) jangan di coblos ya....! Insya Allah Caleg dari PKS Amanah, Bersih, peduli, dan Profesional.

Rabu, 04 Maret 2009

KALAU YAKIN PASTI BISA


Ternyata kalau mau ke bulan gak mesti repot-repot harus naik pesawat luar angkasa. Buktinya saya bisa berada disana (red-lihat foto disamping).

Kalau yakin bisa pasti bisa, cara nya gampang cukup buka situs yang ada di internet, kita bisa menjelajah ke bulan ^_^

Bagaimana kalian pada penasaran tidak???

Kalau ya, tulis di Comment tulisan ini ya....

Minggu, 01 Maret 2009

SPIRIT KEBANGKITAN

AYO TERUS SEMANGAT
JANGAN PERNAH UNTUK BERHENTI
JALAN MASIH PANJANG

Kamis, 26 Februari 2009

MUDAHNYA BERPRASANGKA

Ternyata gampang sekali hati ini berprasangka negatif kepada orang lain yang belum tentu orang yang kita nilai sesuai dengan apa yang kita sangkakan.

Terkadang, kita hanya melihat dari satu sisi saja dan lansung menilai buruk tanpa terlebih dahulu mentabayuni atau mencari informasi syumul. Sebagai contoh mungkin, pada saat orang yang kita nilai tidak terlihat sewajarnya, atau kelihatan agak sedikit aneh... study kasusnya yang dapat diambil hibrohnya adalah pada saat kita sedang melakukan koordinasi, mungkin bisa jadi 1-2 kali koordinasi kita tidak ada masalah dengan rekan-rekan dakwah kita, namun pada rapat berikutnya ada saudara kita yang gaya rapatnya yang biasanya agak cool tiba-tiba berubah 180 derajat emosinya meningkat, dan hal itu terjadi hampir berulangkali. Bisa jadi hal ini membuat diri kita langsung menilai "Ikhwah gak tau diuntung, tiap saat kok emosian terus"

Yah...mungkin ini baru secuil cerita yang kurang bermutu, tapi yakinlah bahwa banyak faktor yang membuat kita langsung men-justis negatif saudara kita. Parahnya, kita berprasangka kepada orang yang jarang kita temui, dan apabila terdengar ISU negatif tentangnya (ingat cuma "ISU") kita jadi ikut-ikutan berprasangka yang jelek padahal kita tidak pernah melihat langsung kejadiannya tapi HANYA MENDENGAR saja, Naudzubilla.....

Mari kita bersihkan hati kita dari segala yang mengotorinya...

Kamis, 12 Februari 2009

SEMANGAT

AYOO.... JANGAN PATAH ARANG!
KITA MASIH BISA TERUS BERKARYA
CIPTAKANLAH TERUS KARYA TERBAIK
JANGAN PERNAH BERHENTI

SAYA PASTI BISA...BISA... BISA...!!

Minggu, 08 Februari 2009

RIZKI YANG LUAS

Tulisan ini bukanlah sebuah dongeng atau cerita fiktif, tapi justru cerita ini adalah pengalaman yang dapat menjadi pelajaran buat kita semua...

Teman... pernakah disaat diri kita sedang tidak memiliki uang atau bahasa gaulnya lagi cekak atau bahasa medisnya "kanker" alias kantong kering ^_^ disitu ternyata Allah memberikan jalan keluar bagi kita dengan diberikannya Rizki lewat jalan yang tidak disangka-sangka, dan saya yakin pastilah kita semua pernah merasakannya.

Mungkin cerita ini kurang atau bahkan tidak memiliki kualitas yang bermutu. Tapi paling tidak, cerita ini bisa menjadikan sebuah pelajaran yang mungkin bisa membuat diri kita untuk lebih baik lagi.

Percayakah antum bahwa Rizki Allah itu bisa mengalir seperti air yang mengalir bahkan disaat kita membutuhkannya rizki itu datang kepada kita lewat sarana atau pintu mana saja (So pasti tetep halal dunk) dengan modal keyakinan dan sebuah ikhtiar dari kita.

Sebenarnya, semua rizki yang Allah turunkan kepada kita adalah buah dari sebuah amal kebajikan yang kita lakukan, kalau berbicara pengalaman tentu saja hal ini bukanlah sebuah ucapan yang membual. Kenyataannya bahwa hanya dengan membelikan air galon untuk diminun oleh sebuah keluarga, tanpa kita sadari ternyata setiap tegukan air yang diminum oleh setiap orang dalam keluarga itu memberikan nilai tambah dalam amal kita. Dan ternyata pada akhirnya Allah akan memberikan kita rizki lewat jalan yang lain buat kita, lebih-lebih pada saat kondisi kita yang memang sedang seret dana.

Tapi yang harus kita ingat adalah rizki Allah itu datang dengan keyakinan, do'a, dan ikhtiar sungguh-sungguh. Dan bisa jadi juga rizki itu akan terhalang kepada kita hanya gara-gara satu perbuatan mudharat yang kita lakukan.

Teman.... Yakinlah bahwa Rizki Allah itu sangat banyak dan luas.

Senin, 02 Februari 2009

Mengejar Impian

Ternyata begini toh rasanya setelah beranjak dewasa...

Dulu pada saat masih kanak-kanak, kita ingin sekali segera beranjak dewasa. Saat masih TK hingga SD ana berpikir kapan bisa cepat $gede seperti orang dewasa pada masa itu, punya tubuh yang tinggi, energik, banyak relasi, selalu mobile dan lain sebagainya... pokoke banyak hal yang membuat diri ini untuk segera beranjak dewasa.

Akhrinya... ana telah 25 th sekarang. Fuiihhh.... perjalanan yang panjang tapi singkat tak terasa begitu cepat... dari yang segala-galanya masih di momongin ORTU hingga kini apa-apa dikerjakan sendiri (tapi kalau masak masih disiapin Ortu hehe ^_^...Tapi kadang masak sendiri juga sich, masak air, goreng telur, dan yg mudah-mudah lah).

Banyak hal yang dapat diambil hikmah dari masa perjalanan itu, diantaranya dan yang bermakna hingga hari ini adalah, Hidayah Allah yang senantiasa mengiringi langkah kaki ini beranjak dewasa ( semoga Kita semua senantiasa diberikan Hidayah oleh Allah selalu, Amiin) dan tak ketinggalan pula Nasihat para Sesepuh (Ortu, Ustad, Shekhud dakwah, Friends, etc).

Sekarang setelah apa yang diimpikan itu datang, maka akan ada impian yang lainnya bahkan lebih besar dan dahsyat. Di usia yang sudah cukup dikatakan dewasa dan tentu saja masih muda, masih banyak impian-impian lainnya yang belum terpenuhi, oleh sebab itu... Sekaranglah untuk mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki untuk mengejar impian yang masih harus diraih.... Apalgi yang harus ditunggu.... (Masih lajang lagi....Ck...ck...) masa mau selalu disalip ditikungan terus.... Ayo semangat !!